Jumat, 11 Januari 2013

Bidang bimbingan pribadi



Pengertian bimbingan pribadi
Bidang bimbingan pribadi adalah bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik. Bimbingan pribadi  merupakan upaya untuk membantu individu  berkembang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya secara bertahap dalam proses yang matang. Rochman Natawidjaja (Syamsu Yusuf, 2009: 38) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Pada dasarnya bimbingan tidak hanya berfungsi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi individu (kuratif), melainkan memiliki fungsi lain yaitu sebagai upaya pencegahan  (preventif) dan pengembangan  (developmental). Lynn Bullard (Syamsu Yusuf, 1998:78) mengungkapkan untuk melakukan reformasi (pembaharuan) program bimbingan dan konseling secara tepat, maka layanan-layanannya harus diintegrasikan ke dalam program-program yang berorientasi pengembangan, yang membantu para siswa mengembangkan dan mempraktekkan kompetensi-kompetensinya. Dalam bimbingan pribadi, memebantu siswamenemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakawa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat lasmani dan rohani.
Bimbingan dan konseling yang berorientasi pengembangan tidak hanya berfungsi untuk membantu individu ketika permasalahan muncul, melainkan lebih kepada sebelum permasalahan terjadi dan upaya membantu individu mencapai  self developmental dan self realization. Individu dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Sekolah sebagai salah satu proses pembelajaran pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran secara optimal untuk melahirkan siswa (anak didik) yang berkualitas. Siswa (anak diddik) yang berkualitas ini adalah berasal dari anak-anak yang mempunyai motivasi belajar yang baik sehingga mendapatkan prestasi belajar yang baik di sekolah. Kegiatan belajar mengajar harus berpusat pada siswa, karena siswa memiliki perbedaan minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Oleh karena itu dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) harus memperhatikan bakat, kemampuan, dan strategi belajar.

Sumber : Winkel, W. S. (1991).  Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar